Teknik Frame within frame ini sebenarnya diadopsi dari dunia perfilman. Teknik ini seringkali dipakai dalam film layar lebar dengan maksud untuk untuk menghadirkan efek-efek yang dapat menimbulkan suasana tertentu pada para penontonnya.
Dunia fotografi yang sangat erat kaitannya dengan dunia permfilman kemudian mengadopsi teknik ini sebagai khasanah perbendaharaan yang berharga dan dapat digunakan untuk menyempaikan kesan-kesan dan efek-efek emotional tertentu pada orang yang melihat foto tersebut.
Seperti juga teknik-teknik komposisi yang lainnya. Prinsip dari teknik Frame-within-frame sebenarnya sangatlah sederhana. Seperti kita ketahui bersama pada umumnya frame foto adalah batasan dari sebuah foto. Jadi kita seolah olah melihat sesuatu yang dilihat oleh sang photographer.
Sebagai analogi dapat kita ketengahkan disini bahwa teknik Frame-within-frame dapat diibaratkan seperti kita melihat foto dalam foto. Atau dalam dunia perfilman dikenal dengan film dalam film.
Teknik ini memberikan efek yang lain dari yang lain karena dengan framing tadi, kita berarti pula telah memberikan konteks yang lebih luas pada objek yang kita foto tadi.
Bila dalam foto biasa orang yang melihat bertindak sebagai orang pertama yang melihat objek yang bersangkutan. Tetapi dengan teknik Frame-within-frame Orang yang melihat tadi berubah menjadi orang ketiga. Hal ini disebabkan karena dengan adanya frame tadi maka akan timbul konteks tertentu dari foto tadi.
Bila kita perhatikan paling tidak dalam dunia fotografi ada beberapa cara penerapan dari teknik ini. Cara yang dimaksud adalah :
- Frame utuh
- Frame sebagian
- Frame imajiner atau simbolisasi.
Frame utuh adalah ketika objek utama berada didalam objek lain yang berperan sebagai frame dalam foto tadi. Degan kata lain ada sebuah objek dalam foto yang berfungsi sebagai frame dari objek utama foto tsb.
Sebagai contoh sederhana misalnya objek manusia yang difoto dengan bingkai sebuah pintu atau jendela. Contoh lain adalah objek motor yang dibingkai oleh pintu garasi atau mobil yang berada disekitarnya.
Objek yang dijadikan frame dalam foto kita tidaklah harus berbentuk kotak atau persegi panjang yang kaku. Frame yang dipakai dapat mempunyai bentuk apa saja bahkan bentuk-bentuk yang tidak beraturanpun dapat digunakan sebagai frame dari objek kita.
Frame sebagian adalah ketika objek utama dibatasi secara sebagian oleh objek yang menjadi frame. Artinya objek yang berperan sebagai frame tidak masuk secara keseluruhan kedalam foto, melainkan hanya sebagiannya saja.
Sebagai contoh adalah ketika objek hanya dibatasi bagian atas bawah atau sampingnya saja. Artinya framing yang dilakukan tidak sepenuhnya berada didalam foto melainkan hanya sebagian saja.
Frame imajiner dalam foto adalah objek-objek yang tidak secara tega membatasi objek utama. Meskipun demikian susunan dan komposisinya sedemikian sehingga terbayang seolah ada sesuatu yang mem framing objek utama.
Contoh dari frame imajiner adalah sebuah motor yang diframing atau dibatasi oleh jalanan ataupun pepohonan yang berada disekitar motor tersebut. Batas batas ini tidak dengan sengaja membatasi motor yang menjadi objek utama kita. Tetapi meskipun demikian terasa ada sesuatu yang lebih besar yang menjadi tempat dari objek motor kita tadi.
Itulah yang dimaksud memberikan konteks pada objek kita. Dimana terasa ada sesuatu yang lebih besar yang menjadi wadah atau tempat dari objek kita. Konteks ini akan memberikan makna yang berbeda pada objek kita. Hal ini disebabkan karena konteks atau lingkungan sekitar dari objek kita turut memberi arti pada objek utama foto.
Sebagai contoh, coba sobat bayangkan sebuah motor yang difoto ketika sedang berpacu di sirkuit tentu akan memberikan arti yang berbeda bila dibandingkan dengan kesempatan lain ketika motor yang sama difoto ditengah tengah padang rumput yang kosong.
Jenis kamera dan Lensa yang cocok.
Seperti juga dalam bentuk-bentuk komposisi lainnya jenis kamera yang dipakai tidak berpengaruh secara langsung dan semua jenis kamera dapat dipakai untuk mendapatkan komposisi ini. Sobat OtoRaja dapat bereksperimen dengan berbagai jenis kamera yang tersedia di pasaran termasuk kamera smartphone sobat sekalian.
Jenis kamera yang tersedia dipasaran mempunyai kualitas dengan teknologi yang beragam. Kualitas dan teknologi ini akan menentukan kualitas gambar dari segi ketajaman focus, resolusi, saturasi warna dan lain-lain. Sedangkan untuk komposisi dapat dikatakan adalah faktor yang berada diluar dan bukan pada kameranya.
Untuk jenis lensa, secara umum dapat disebutkan disini bahwa makin besar focal length yang dipakai maka bidang foto akan semakin sempit sehingga penerapan teknik framing ini sebaiknya dilakukan dengan teliti dan hati-hati.
Selain itu jenis lensa yang berbeda akan memberikan efek perspektif yang berbeda pula. Objek yang sama akan tampil berbeda bila diabadikan dengan jenis lensa yang berbeda. Lensa wide akan cenderung membuat objek menjadi lebih lebar bila dibandingkan dengan lensa tele.
Jenis pencahayaan
Komposisi adalah satu hal yang berhubungan dengan penataan objek-objek dalam sebuah foto. Disisi lain jenis pencahayaan berhubungan dengan tone, warna bayangan dan tekstur dari objek-objek foto kita.
Selain itu jenis pencahayaan lebih berhubungan dengan setting camera yang sesuai berkaitan dengan exposure dari objek dalam foto kita.
Perbedaan yang paling besar antara pencahayaan alami dan pencahayaan buatan adalah sejauh mana kita dapat mempengaruhi cahaya tadi. Pada pencahayaan alami tentu saja kita akan sangat bergantung pada cahaya yang tersedia, sementara pada pencahayaan buatan kitalah yang menentukan segala sesuatunya yang berkaitan dengan cahaya.
Meskipun demikian pada kenyataannya kita seringkali mengandalkan keduanya sekaligus. Seringkali kita menggunakan pencahayaan tambahan untuk mengimbangi ataupun menambah pencahayaan alami yang ada.
Komposisi Frame within frame dalam dunia perfilman memberikan efek yang agak berbeda bila dibandingkan dengan efek yang dihasilkan oleh teknik komposisi ini dalam dunia fotografi.
Efek orang ketiga dari teknik komposisi ini akan sangat terasa pengaruhnya pada sebuah film. Sedangkan pada sebuah karya foto efek utama yang akan terasa adalah objek utama yang semakin menonjol. Disamping itu teknik komposisi ini juga dapat digunakan untuk memberikan konteks atau sudut pandang lain pada objek foto kita.
Meskipun demikian perlu diingat bahwa konteks dan ceritra bukanlah suatu keharusan dalam sebuah foto. Seringkali framing yang dilakukan lebih bertujuan estetika saja untuk menjadikan foto tersebut lebih menarik.
Hal lain yang juga penting adalah bahwa teknik komposisi ini dapat digabungkan dengan teknik-teknik komposisi lainnya yang terasa sesuai untuk foto kita.
Meskipun demikian sebagian orang berpendapat bahwa kita tidak terlalu banyak mencampur adukan teknik-teknik komposisi dalam sebuah foto. Pendapat ini berangkat dari prinsip bahwa simple is beautiful.
Pendapat ini menganjurkan untuk membatasi jenis teknik komposisi yang dipakai sehingga kemudian teknik ini dapat dieksekusi dengan baik.
Sumber : https://otoraja.com/bikers/modifikasi/2735
Tidak ada komentar:
Posting Komentar