Informasi & Promo

Post Page Advertisement [Top]


Semua orang yang berkecimpung dalam dunia fotografi pasti mengunginkan hasil foto yang bagus, keren dan memiliki nilai estetika tersendiri. Kebanyakan orang berfikir bahwa untuk mempelajari suapaya hasil fotonya bagus itu pasti susah. untuk mempelajari fotografi agar bisa memfoto hasil yang sangat memuaskan kini ada cara mudah dan simpel.


1.     Shutter Speed atau Kecepatan rana
shutter speed merupakan rentang waktu saat shutter atau jendela menutup sensor di kamera kita yang terbuka. Secara istilah, shutter speed yakni waktu dimana saat sensor kita ‘melihat’ subyek yang akan kita ambil foto. Untuk lebih mudahnya dalam mengingat shutter speed yakni waktu antara kita memencet tombol shutter di kamera sampai dengan tombol ini kembali ke posisi semula.
Kalau kalian menginginkan hasilkan foto yang halus, solusinya adalah menggunakan shutter speed. Kalau ingin memotret pemandangan yang halus di air terjun, kalian dapat menggunakan shutter speed yang lambat supaya memberikan efek dan tekstur air yang sangat halus. Untuk memotret dengan kecepatan yang lambat kami sarankan untuk menggunakan tripod sebagai bantuan agar kamera tidak goyang saat kalian memotret.
Berikut beberapa konsep dalam penggunaan kamera:
a.        Untuk hasil foto yang tajam, maka gunakan shutter speed yang aman. Aturan dari kebanyakan kondisi aman yakni setting shutter speed 1/60 atau lebih cepat, sehingga foto yang dihasilkan akan lebih tajam dan aman dari hasil foto yang berbayang. Atau bisa juga menggunakan batas aman ini dengan tripod atau bisa juga dengan menggunakan fitur daari Image Stabilization
b.       Setting shutter speed sebesar 500 dalam kamera yakni berarti rentang waktu sebanyak 1/500 detik. Sementara untuk waktu eksposurnya yakni sebanyak 30 detik, tulisan yang akan terlihat seperti ini: 30’’
c.        Setting shutter speed di kamera yakni biasanya dalam kelipatan 2,  yakni pada deretan seperti ini yang akan kita lihat: 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30 dst. Hampir pada semua kamera mengijinkan setting 1/3 stop, jadi kurang lebih pergerakan shutter speednya lebih rapat; 1/500, 1/400, 1/320, 1/250, 1/200, 1/160 … dst.
d.       Batas shutter speed yang aman lainnya yaitu: shutter speednya harus lebih besar dari panjang lensa. Jadi kalau memakai lensa 50mm, gunakanlah shutter minimal 1/60 detik. Jika ketika memakai lensa 17mm, gunakanlah shutter speed 1/30 detik.
e.        Shutter speed sangat tinggi juga dibutuhkan untuk membekukan gerakan seperti mengambil foto mobil yang sedang berjalan. Semakin cepat obyek bergerak yang ingin dibekukan dalam foto, maka semakin cepat shutter speed yang dibutuhkan. Contohnya yakni untuk membekukan gerakan burung yang terbang, maka gunakan mode Shutter Priority dan set shutter speed di angka 1/1000 detik atau biasanya ISO disetting ke opsi auto, agar hasil dari fotonya lebih tajam. Jika diperhatikan, mode S/Tv sangat diidolakan oleh fotografer olahraga.

2.     Aperture (Bukaan)
Apa itu aperture? Bagi seorang yang baru mengenal untuk belajar cara kamera bekerja, terkadang mereka kesulitan untuk memahami apa itu aperture, padahal itu cukup sederhana jika kita memahaminya dengan seksama.

Aperture merupakan ukuran besar kecilnya bukaan diafragma lensa atau biasa disebut dengan bukaan lensa yang digunakan saat kita mengambil foto.

ketika kita melihat lensa kamera, kita akan melihat “lubang kamera” atau pembukaan tempat cahaya masuk melaluinya. saat kita mengatur aperture pada kamera, kita akan menentukan seberapa besar lubang kamera ini terbuka. Semakin besar lubang kamera terbuka, maka akan semakin banyak cahaya yang akan ikut masuk kedalam sensor kamera, begitu pula sebaliknya.

Pengaturan pada cahaya sensor tergantung situasi kita saat akan mengambil foto atau gambar.

Saat kita mempersempit area dari  aperture maka akan memperluas area fokus pada foto yang akan kita ambil. Contohnya yaitu aperture sempit akan sangat bagus untuk foto landscape.

Saat kita menginginkan foto atau gambar yang backgroundnya blur, maka kita harus mengatur aperture itu menjadi lebar supaya lebih sedikit fokus pada foto yang akan kita ambil.

Bukaan atau aperture pada kamera dinyatakan dalam satuan f-stop. Yakni sebuah angka yang lebih rendah, contohnya f/1.8, yang menunjukkan bukaan lebih lebar, dan f/22, yang menunjukkan aperture sempit. Semakin kecil angka f-stop maka semakin besar pula lubang ini terbuka (dan semakin banyak pula volume cahaya yang masuk kedalam aperture) begitu pula sebaliknya, semakin besar angka f-stop maka semakin kecil pula lubang terbuka.

Yang harus diingat yaitu bahwa aperture lebar, contohnya f/1.8, memungkinkan lebih banyak cahaya yang akan masuk kedalam sensor kamera, sehingga hasilnya foto bisa terlihat bokeh, fokus akan tampak pada objek blur di latar belakang. Sedangkan aperture sempit, contohnya f/22, maka akan memberikan fokus yang lebih luas tetapi harus digunakan pada tempat yang benar-benar cukup cahaya.

Aperture diatur sesuai dengan situasi dan jenis lensa yang kita gunakan. Sehingga diperlukan beberapa percobaan sampai mendapatkan hasil yang bagus dan tentunya optimal.

3.    ISO
ISO yakni ukuran dari tingkat sensifitas sensor pada kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi settingan ISO, maka akan semakin sensitif pula sensor terhadap cahaya.

·         Ketika kita menambah setting ISO kamera dari 100 ke 200 (dalam artian aperture yang selalu konstan, kita kunci aperture di f/3.5 atau bisa juga melalui mode Aperture Priority – A atau Av), kita akan mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah foto di sensor kamera, sampai separuhnya atau bisa dibilang hal ini 2 kali lebih cepat, dari shutter speed 1/125 ke 1/250 detik.
·         Saat kita menambah lagi ISO kamera ke 400, maka hal tersebut akan memangkas waktu pembuatan foto sampai separuhnya lagi yakni 1/500 detik.
·         Saat kita mempersingkat waktu dari esksposur sebanyak separuh, maka dinamakan dengan menaikkan esksposur sebesar 1 stop.
ISO biasanya digunakan dalam kondisi yang kurang cahaya, contoh ketika kita memotret di malam hari, atau memotret di dalam ruangan atau indoor yang cahayanya kurang.

kesimpulannya yaitu untuk belajar memotret, maka pertama kalinya kalian harus mengenali sistem kamera lalu praktekanlah dalam kehidupan nyata, dengan menggunakan 3 pengaturan seperti di atas maka kalian akan dapat menghasilkan foto yang memuaskan sesuai dengan harapan kalian.

Semoga artikel ini bermanfaat J. Terimakasih sudah menyempatkan waktunya untuk membaca artikel ini , sampai jumpa di postingan berikutnya yaaa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]