Fotografi
jurnalistik jelas berbeda dengan bidang fotografi lainnya. Foto
jurnalistik adalah bagian dari dunia jurnalistik yang menggunakan bahasa visual
untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat luas dan tetap terikat kode etik
jurnalistik. Foto jurnalistik bukan sekadar jeprat-jepret semata. Ada etika
yang selalu dijunjung tinggi, ada pesan dan berita yang ingin disampaikan, ada
batasan batasan yang tidak boleh dilanggar, dan ada momentum yang harus
ditampilkan dalam sebuah frame. Hal terpenting dari fotografi jurnalistik
adalah nilai-nilai kejujuran yang selalu didasarkan pada fakta obyektif semata.
Berorasi
– Orator sedang menyampaikan pesan sekaligus mengajak masyarakat untuk menahan
diri dan menjaga perdamaian di Yogyakarta. Aksi ini merupakan aksi gabungan
beberapa elemen masyarakat jogja yang ikut menentang kekerasan yang marak
terjadi beberapa waktu lalu
Para
pewartanya harus selalu berada di garis depan. Mereka pun selalu siaga di garis
belakang dalam mewartakan sebuah berita kepada masyarakat luas. Pewarta foto
juga dituntut sigap dalam menangkap setiap “momentum” dari sebuah peristiwa,
membingkainya dengan dalam sebuah gambar yang berbeda dari apa yang dilihat
oleh khalayak awam. Pun yang terpenting, mereka harus mengerti dan paham atas
peristiwa yang sedang diabadikannya.
Dasar
kelahiran pertumbuhan jurnalistik foto, menurut Soelarko ditentukan oleh tiga
faktor:
1. Rasa ingin tahu manusia, yang merupakan naluri dasar, yang menjadi wahana kemajuan.
2. Pertumbuhan media massa sebagai media audio visual, yang memuat tulisan (atau uraian mulut) dan gambar (termasuk gambar yang hidup).
3. Kemajuan teknologi, yang memungkinkan terciptanya kemajuan fotografi dengan pesat (termasuk perfilm-an dan video untuk pemberitaan)
Dalam
dunia jurnalistik, foto merupakan kebutuhan yang vital. Sebab foto merupakan
salah satu daya pemikat bagi para pembacanya. Selain itu, foto merupakan
pelengkap dari berita tulis. Penggabungan keduanya, kata-kata dan gambar,
selain menjadi lebih teliti dan sesuai dengan kenyataan dari sebuah peristiwa,
juga seolah mengikutsertakan pembaca sebagai saksi dari peristiwa tersebut.
Esensi
dari foto jurnalistik adalah suatu foto atau gambar yang dapat bercerita atau
memaparkan kejadian apa yang terjadi dalam foto tersebut.
Kelebihan
dari sebuah foto sebagai medium komunikasi visual menjadikan lebih mudah
dipahami dari pada tulisan yang membutuhkan tenaga dan pikiran.
Henri
Cartier-Bersson, pendiri agen foto terkemuka di dunia Magnum
“foto
jurnalistik adalah berkisah dengan sebuah gambar, melaporkannya dengan sebuah
kamera, merekamnya dalam waktu, yang seluruhnya berlangsung seketika saat suatu
citra tersebut mengungkap sebuah cerita”
Oscar
Motuloh, fotografer dan supervisor biro foto Antara
“… Seorang jurnalis foto tidak sekedar menampilkan kekerasan dan darah tetapi juga merekam peristiwa-peristiwa di sekitar kita yang menarik untuk diabadikan, foto jurnalistik dan foto dokumentasi mempunyai dasar yang sama, keduanya berdasarkan realitas kehidupan. Keduanya hanya dibatasi oleh suatu garis yang tipis yaitu dipublikasikan atau tidak. Foto jurnalistik dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu spot dan feature. Foto spot lebih bersifat berita, sedangkan foto feature memberi informasi yang tidak mudah basi, seperti essay foto yang banyak terdapat di majalah National Geographic dan keduanya berkembang pesat.”
“… Seorang jurnalis foto tidak sekedar menampilkan kekerasan dan darah tetapi juga merekam peristiwa-peristiwa di sekitar kita yang menarik untuk diabadikan, foto jurnalistik dan foto dokumentasi mempunyai dasar yang sama, keduanya berdasarkan realitas kehidupan. Keduanya hanya dibatasi oleh suatu garis yang tipis yaitu dipublikasikan atau tidak. Foto jurnalistik dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu spot dan feature. Foto spot lebih bersifat berita, sedangkan foto feature memberi informasi yang tidak mudah basi, seperti essay foto yang banyak terdapat di majalah National Geographic dan keduanya berkembang pesat.”
Hendro
Subroto, wartawan perang senior
“… foto jurnalistik harus bisa menceritakan kejadian sehingga tidak banyak komentar pun orang sudah tahu cerita fotonya foto itu dan yang terpenting dalam foto jurnalistik adalah moment”
“… foto jurnalistik harus bisa menceritakan kejadian sehingga tidak banyak komentar pun orang sudah tahu cerita fotonya foto itu dan yang terpenting dalam foto jurnalistik adalah moment”
Menurut
Prof. Mitchel V. Charnley :
“News is timely report a fact or opinion of either interest or important or both to a considerable number of people”
(Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang penting atau menarik minat, atau keduanya bagi sejumlah besar orang.)
“News is timely report a fact or opinion of either interest or important or both to a considerable number of people”
(Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang penting atau menarik minat, atau keduanya bagi sejumlah besar orang.)
Fungsi
jurnalistik :
• menyiarkan informasi
• mendidik
• menghibur
• mempengaruhi
• menyiarkan informasi
• mendidik
• menghibur
• mempengaruhi
Ciri-ciri
surat kabar dan majalah :
• Universalitas
• Aktualitas
• Periodisitas
• Publisitas
• Universalitas
• Aktualitas
• Periodisitas
• Publisitas
Dalam
foto jurnalistik terdapat kategori-kategori untuk membedakan suatu foto itu
termasuk kedalam karya foto jurnalis atau bukan.
Ada
3 kategori yaitu :
- 1. Foto Human Interest
Foto
dalam hal ini biasanya menampilkan manusia dan lingkungannya, sesuai dengan
namanya. Foto ini membawa pesan tentang sisi kemanusiaan yang dapat menggugah
rasa kemanusiaan orang yang melihatnya.
- 2. Foto Feature
Biasanya
foto feature di gunakan untuk menerangkan atau memperkuat suatu tulisan baik di
majalah, koran dan lain-lain. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa foto yang
di pakai dalam foto feature juga merupakan foto Human Interest.tetapi perbedaan
diantara foto-foto lain adalah pada hal yang ditampilkan. Biasanya yang
ditampilkan bukan peristiwa utamanya, tetapi sisi lain dari berita atau
peristiwa tersebut.
- Foto Berita (Spot News atau On The Spot)
Dalam
membuat Spot News kita berpedoman atau memuat unsur What, Why, Who,
Where, When and How. Foto inimenampilkan gambar-gambar yang tanpa membaca
keterangan atau resensi yang ada sudah dapat bercerita atatu bisa dikatakan
berdiri sendiri.. semakin banyak informasi yang terekam dalam foto tersebut,
semakin layak foto tersebut. Akan tetapi terbatas pada kehangatan berita yang
disajikan. Waktu yang terbatas akan membuat foto berita ini cepat basi. Namun
foto ini masih dapat digunakan walaupun hanya sebatas dokumen.
Memadamkan
– Petugas Pemadam bersama warga berusaha memadamkan api agar tak menyebar ke
rumah yang lain. Kebakaran yang menghanguskan 3 rumah ini terjadi tepat di
belakang RS Dirgahayu dan sempat membuat penghuni rumah sakit di evakuasi
Teknik
foto jurnalistik haruslah memiliki unsur :
- Ide, setiap wartawan foto tidak boleh hanya melihat peristiwa yang sedang atau telah terjadi, tetapi harus dapat belajar dari ide agar bisa mengetahui sesuatu yang akan terjadi;
- Latar belakang, wartawan foto dituntut untuk mengetahui story di balik ide dan jika ada harus diketahui kemana arah story tersebut;
- Sumber daya manusianya, wartawan foto harus memiliki kemampuan untuk menampilkan story dalam bentuk foto;
- Lokasi, untuk mencapai unsur believeability dan orisinalitas karya, wartawan foto harus turun ke lapangan dan ikut serta secara langsung di tempat kejadian;
- Assembly, foto yang telah didapat harus di-assembling (dikembangkan) sehingga menjadi rangkaian yang utuh;
Hal-hal
yang harus dicantumkan dalam foto yang diajukan pada media cetak antara lain :
- Caption text, yaitu teks yang sedikit menjelaskan atau memberi gambaran tentang foto. Biasanya diletakkan di samping atau di bawah foto yang bersangkutan;
- Credit tittle, yaitu teks yang lazimnya berada pada bingkai foto dan menyebutkan:
¨
pengambil foto dan dari institusi mana berasal, misalnya foto : Bejo/DIANNS;
¨
sumber foto, jika foto tersebut diambil dari media lain, misalnya foto : Tempo;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar