Siapapun Anda pasti mempertimbangkan tinggi rendahnya angka resolusi foto
atau video dalam memutuskan membeli gadget maupun kamera kan? Lazimnya memang
ada anggapan bahwa makin tinggi angka piksel/resolusi image maka semakin bagus.
Tapi apakah itu benar?
Apakah itu benar secara teknis ataupun secara logika awam?
Nah, sekarang mari kita kupas seberapa penting angka resolusi itu.
Pro Kontra Resolusi Tinggi
Perbincangan soal resolusi image itu pernah menjadi hot topic di dunia maya
ketika Canon menyatakan “tidak akan merilis kamera dengan kemampuan video 4K”.
Tentu saja itu bikin geger dong karena di zaman sekarang 4K sudah seperti jadi
standar keharusan.
Tapi menariknya, ternyata keputusan Canon itu bisa saja malah keputusan
tepat.
Pasalnya filmmaker dan fotografer di era sekarang pada akhirnya meng-upload
video dengan kualitas maksmial FULL HD, yang lebih “ramah” untuk perangkat
mobile. Pengakses video/foto pun rata-rata ya memilih FULL HD karena tidak
berat bagi smartphone dan tidak menguras kuota tentunya.
Nah, di situlah resolusi tinggi jadi dilema. Bahwa resolusi yang lebih
rendah dari 4K justru lebih diapresiasi.
Keuntungan VS Realita Resolusi Tinggi
Terlepas dari pro dan kontra, penggunaan resolusi tinggi masih dan memang
diperlukan kok. Berikut ini situasi yang membutuhkan memakai image resolusi
tinggi:
Cetak Print Kualitas HQ
Bagi Anda yang sering berurusan dengan nge-print atau mencetak foto ukuran
besar biasanya memakai file sebesar 300 PPI untuk hasil high quality (HQ). Itu
memang sudah tepat, tapi sebenarnya mata tidak jago-jago amat kok membedakan
kualitas 150 dan 300 PPI pada jarak normal.
Printer sekarang pun semakin smart dengan kemampuannya nge-interpolasi
resolusi lebih rendah sehingga tetap bisa menghasilkan print kualitas HQ. Jadi
Anda bisa mendapatkan print out A2 dari file hanya 10MP dan hasilnya tetap wow.
Memang benar semakin tinggi resolusi maka kualitasnya semakin bagus, tapi
untuk mengeditnya juga akan membutuhkan semakin banyak energi (nggak semua
laptop kuat ngebuka file besar).
Dengan ukuran 50MP saja, mengedit di Photoshop dengan beberapa layer bisa
makan hingga 5GB yang ujung-ujungnya sulit di-save. Menyimpan dengan file .PSD
bisa lebih dari 2GB tapi jika disimpan dengan .PSB hasilnya akan aneh. Serba
salah jadinya.
Bisa Nge-Crop Secara Ekstrem
Nge-crop memang kerap dilakukan untuk membuang area yang tak diinginkan pada
image tanpa perlu repot-repot memotret ulang. Namun masalahnya adalah gambarnya
akan pecah karena diperbesar paksa setelah di-crop. Di sinilah gunanya resolusi
tinggi.
Resolusi yang tinggi akan tetap membuat hasil crop tetap tajam meski
diperbesar.
Meningkatkan Ketajaman foto yang Out of Focus (Ngeblur)
Kadang kesal rasanya saat melihat hasil pemotretan dan ternyata ada foto
yang ternyata ngeblur (alias nggak fokus) padahal saat dilihat di TKP aman-aman
saja. Karena LCD screen memang kecil dan kadang menipu meski sudah di zoom in,
baru ketahuan setelah dilihat di layar desktop.
Nah, memiliki resolusi tinggi bisa menjadi penyelamat. Anda tinggal mengecilkan
resolusinya (resize) dan tidak akan kelihatan itu sebenarnya out of focus.
Tapi tentunya ini jangan jadi kebiasaan ya! Tetap tingkatkan skill memotret
Anda.
Agar Memuaskan Dilihat di Layar Besar
Memang ada benarnya memiliki resolusi tinggi agar bisa tetap memuaskan saat
ditampilkan di layar besar. Tapi pertanyaannya adalah memang seberapa besar
resolusi layar itu? Apakah benar-benar worth it?
Pasalnya di era sekarang justru layar gadget lah yang paling banyak diakses.
Layar 5.5 inch dan paling besar tablet 10 inch dengan resolusi sekitar 2K saja.
Jadi buat apa buang-buang energi bikin video 4K dan foto 40MP untuk ditonton
atau di view di gadget?
Keuntungan Resolusi Lebih Rendah
Setelah menilik keuntungan resolusi tinggi, tentunya ada sisi positif dari
resolusi lebih rendah yang sedikitnya lebih disarankan untuk digunakan di era
gadget sekarang ini. Tak hanya itu, ada alasan lainnya juga lho!
Efisiensi Performa & Speed
Resolusi yang tidak terlalu tinggi sebenarnya bisa membuat Anda “bekerja”
lebih efisien.
Misalnya nih, memotret RAW 24MP dengan ukuran file 20MB per file RAW. Maka
itu bisa jadi akan memperlama waktu nge-load, membuat preview, meng-ekspor, dan
mengurangi jumlah kapasitas file per SD card. Selain itu juga melambatkan
buffer kamera sehingga yang memotret pun kelamaan menunggu kameranya siap untuk
menjepret, yang ada malah melewatkan momen penting.
Berbeda dengan ukuran yang lebih kecil sehingga lebih cepat diproses ke SD
card, ditransfer ke PC dan dieditnya pun lebih ringan. Ini akan menguntungkan
Anda saat harus memotret kegiatan olahraga dan yang membutuhkan kecepatan, jadi
tidak kehilangan momen.
Jika Anda ingin yang efisien untuk file 1920×1080 maka resolusi 11MP
sudah lebih dari cukup dan tidak bikin gear jadi lemot. Untuk pemasangan di
website bisa memakai ukuran separuh dari sensor kamera. Tapi agar aman tetap
jaga resolusi di atas 10MP.
Apa yang Lebih Penting Dibanding Resolusi?
Jika Anda punya resolusi tinggi itu bagus, tapi jika tidak ya tak perlu ngotot
memilikinya kecuali memang sangat membutuhkannya (misalnya bekerja sebagai
fotografer iklan). Justru fokuslah pada dynamic range dan warna saja.
Karena, jika Anda punya gear yang memiliki dynamic range bagus maka image
resolusi rendah pun tetap wow saat dilihat. Contohnya adalah lukisan.
Lukisan terlihat begitu indah saat dilihat dari jauh, tapi saat dilihat dari
jarak dekat ternyata “resolusi” rendah sekali. Ternyata mata kita menangkapnya
jadi bagus karena variasi warnanya dan kemampuan pelukisnya menggambarkan range
suasana (high dynamic range).
Itu sama dengan kamera yang memiliki dynamic range luas terlepas dari
berapapun resolusi mereka. Orang-orang belum tentu akan melihat video Anda
dalam ukuran maksimal tapi mereka pasti mengapresiasi dynamic range yang
dihasilkan oleh kamera Anda.
Pilihlah resolusi sesuai kebutuhan Anda ya!
Kalau tidak penting-penting amat ya tidak perlu yang tinggi karena hanya
akan memperlambat kinerja Anda atau bahkan gear Anda.
Jika ingin memotret yang efisien dan hanya untuk dipajang di website maka
10-15MP sudah cukup bagus kok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar