Dalam
potret klasik ada beberapa hal yang perlu dikontrol dan
dipikirkan untuk membuat sebuah potret yang bagus, termasuk: rasio pencahayaan,
pola pencahayaan, tampilan wajah, dan sudut pandang. Disarankan Sobat
mengetahui dasar-dasar ini, dan seperti kebanyakan hal, Sobat dapat melanggar
aturan-aturan ini. Namun pada artikel kali ini kita akan sama-sama membaca dan
melihat pola pencahayaan: apa itu pola pencahayaan?, mengapa hal itu penting?,
dan bagaimana menggunakannya?. Baca artikel dibawah ini 😀
.
Pola Pencahayaan atau dalam Bahasa Inggris
disebut Lighting Pattern dapat didefinisikan dimana cahaya dan
bayangan terbentuk pada wajah untuk menciptakan bentuk yang berbeda. Secara
sederhana ada empat pola pencahayaan dalam pemotretan secara umum, bahkan pola
pencahayaan ini juga sangat penting untuk Sobat-sobat yang senang melukis
potret, yaitu:
- Split lighting
- Loop lighting
- Rembrandt lighting
- Butterfly lighting
Ada juga Broad lighting (pencahayaan luas)
dan Short lighting (pencahayaan pendek) yang dapat digunakan dengan
sebagian besar pola di atas. Mari kita lihat masing-masing.
1. Split Lighting (Pencahayaan Terpisah)
Split lighting adalah
pola cahaya dimana sebagian wajah subjek masuk ke bagian yang sama dengan satu
sisi berada di cahaya, dan yang lainnya dalam bayangan. Hal ini sering
digunakan untuk membuat gambar yang dramatis seperti potret seorang musisi atau
seniman. Split lighting cenderung menjadi pola yang lebih maskulin dan
sepertinya lebih sesuai atau berlaku pada laki-laki daripada perempuan Namun,
tentu saja siapapun boleh menjadi subjek disini, informasi yang saya berikan di
sini hanya sebagai titik awal atau pedoman.
Untuk mendapatkan pencahayaan yang terbagi
(split) yaitu hanya dengan menempatkan sumber cahaya 90 derajat ke kiri atau
kanan subjek, dan bahkan mungkin lebih sedikit di belakang kepala subjek. Di
mana Sobat akan menempatkan cahaya tergantung dengan subjek atau pada wajah
subjek. Perhatikan bagaimana cahaya jatuh pada subjek dan menyesuaikannya.
Dalam split lighting yang benar, mata pada sisi bayangan wajah tidak mengambil
cahaya di mata saja. Jika dengan memutar wajah subjek sedikit akan lebih banyak
cahaya jatuh di pipi mereka, mungkin wajah mereka tidak ideal untuk pencahayaan
ini.
CATATAN: setiap pola pencahayaan dapat
dibuat pada setiap tampilan wajah (tampilan frontal menunjukkan kedua telinga,
atau ¾ wajah, atau bahkan profil). Hanya perlu diingat bahwa sumber cahaya
harus mengikuti wajah untuk menjaga pola pencahayaan. Sobat dapat memutar
kepala subjek sedikit demi sedikit sampai mendapatkan pola pencahayaan ini.
Apa itu “catchlight”?
Perhatikan dalam foto di atas, mata bayi
memiliki refleksi dari sumber cahaya yang sebenarnya. Refleksi ini akan muncul
sebagai titik putih kecil, tetapi jika kita melihat lebih dekat lagi, kita
sebenarnya dapat melihat bentuk lampu yang digunakan dalam pemotretan ini.
Lihat bagaimana titik terang berbentuk segi
enam dengan pusat gelap? Itulah lampu yang digunakan dalam pemotretan ini yaitu
softbox segi enam berbentuk kecil pada Canon speedlight.
Inilah yang disebut “catchlight“. Jika
mata subjek tidak menangkap cahaya ini, maka mata tersebut akan terlihat gelap,
mati dan tak bernyawa seperti di film-film horror hiiii!!. Sobat harus
memastikan bahwa setidaknya ada satu catchlight pada setiap mata subjek
supaya terlihat hidup. Sobat dapat mencerahkan iris dan mencerahkan mata secara
keseluruhan atau dapat juga menambah kesan hidup dan berkilau.
2. Loop Lighting (Pencahayaan Lingkaran)
Loop Lighting dibuat dengan menciptakan
bayangan kecil dari hidung pada pipi subjek. Untuk membuat pencahayaan
lingkaran, sumber cahaya harus sedikit lebih tinggi dari mata dan sekitar 30-45
derajat dari kamera (tergantung pada subyek, Sobat harus banyak belajar
bagaimana membaca wajah orang).
Lihatlah gambar diatas untuk melihat di mana
bayangan jatuh, dan miring ke kiri, Sobat dapat melihat bayangan kecil hidung
mereka. Dalam Loop Lighting, bayangan hidung dan pipi TIDAK menyentuh.
Pencahayaan ini adalah pencahayaan yang paling umum atau populer karena tidak
terlalu sulit untuk membuatnya.
Dalam diagram diatas, background hitam
merupakan gambaran pohon di belakang subyek. Matahari datang diatas pohon
tetapi subyek benar-benar berada di tempat yang teduh. Sebuah reflektor putih
digunakan di sebelah kiri untuk menambah cahaya ke wajah subyek ‘. Reflektor
mungkin atau tidak harus direfleksikan pada sinar matahari tetapi yang
terpenting Sobat dapat menambahkan cahaya. Hanya bermain dengan sudut, atau
mungkin dengan mengubah penempatan reflektor Sobat dapat mengubah pola
pencahayaan. Untuk pola loop lighting, reflektor perlu berada di sekitar 30-45
derajat dari kamera. Hal ini juga perlu sedikit di atas tingkat mata subyek
sehingga bayangan atau lingkaran sudut hidung subyek mengarah ke bawah menuju
sudut mulut.
3. Rembrandt Lighting (Pencahayaan Rembrandt)
Pencahayaan Rembrandt dinamakan demikian
karena seorang pelukis legendaris Rembrandt sering menggunakan suatu pola
cahaya dalam lukisannya, seperti yang Sobat lihat dalam lukisan dirinya diatas.
Pencahayaan Rembrandt diidentifikasi oleh cahaya segitiga di pipi. Tidak
seperti Loop Lighting di mana bayangan hidung dan pipi tidak bersentuhan, dalam
Rembrandt Lighting, bayangan hidung dan pipi bertemu sehingga menciptakan
sebuah segitiga kecil yang terperangkap cahaya di tengah-tengahnya. Untuk
membuat Rembrandt Lighting yang tepat, pastikan mata pada sisi wajah yang masuk
kedalam bayangan memiliki cahaya di dalamnya dan memiliki Catchlight,
jika tidak, mata akan terlihat “mati” dan tidak memiliki kilauan. Rembrandt
Lighting terlihat lebih dramatis, sehingga seperti Split lighting, Pencahayaan
ini menciptakan lebih banyak mood dan terlihat lebih gelap.
Untuk membuat Rembrandt Lighting, subjek
harus berbalik sedikit menjauh dari cahaya. Cahaya harus berada di atas bagian
atas kepala subyek sehingga bayangan dari hidung jatuh ke bawah menuju pipi
subyek. Wajah setiap orang sangat berpengaruh untuk menciptakan pencahayaan
Rembrandt. Jika subyek memiliki tulang pipi yang tinggi atau menonjol mungkin
pencahayaan ini akan bekerja. Namun, jika subyek memiliki hidung kecil atau
hidung datar (jangan kesinggung ya Sob hehe 😀 ), mungkin pola
pencahayaan Rembrand ini akan sulit dicapai. Sekali lagi, perlu diingat Sobat
tidak harus membuat persis pola ini atau pola yang lainnya, Jika Sobat
menggunakan cahaya jendela yang memantul ke lantai, Sobat mungkin harus menutup
lantai dengan Karpet atau kartu, untuk mendapatkan pencahayaan jenis ini.
Sumber : https://weddingkumagazine.wordpress.com/2013/06/15/6-pola-pencahayaan-portrait-yang-wajib-sobat-ketahui/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar