CARA MENGATUR DAN MENGGUNAKAN
APERTURE ATAU DIAFRAGMA
Setelah membahas tentang shutter speed yang
merupakan salah satu pengaturan untuk membentuk eksposur (exposure) secara
manual, maka selanjutnya kita beralih ke pengaturan penting lainnya yaitu
aperture atau diafragma.
Aperture disebut juga sebagai bukaan
lensa. Sedangkan yang dimaksud bukaan lensa tersebut silahkan lihat gambar di
bawah ini:
Cara Kerja Aperture
Bila pada shutter speed mengenai
kecepatan maka pada aperture mengenai lebar dan sempitnya bukaan lensa yang
terhubung ke kamera. Cara kerjanya yaitu ketika semakin lebar bukaan
pada lensa maka semakin banyak pula cahaya yang masuk, dan hasilnya dapat
meningkatkan kecerahan pada foto Anda. Selain itu, lebar sempitnya
bukaan aperture juga mempengaruhi ruang ketajaman pada gambar.
Memahami Nilai
Aperture
Nilai aperture ditulis dalam satuan
"f/". Banyak pemula yang salah menggunakan aperture
dikarenakan mereka keliru membaca nilai aperture. Setiap nilai mewakili
bukaan dan perlu Anda ingat bahwa nilai aperture dipahami secara terbalik.
Sebagai contoh, untuk bukaan terlebar diwakili oleh nilai yang kecil katakanlah
ia "f/1.8" atau lebih kecil dari itu. Sedangkan untuk bukaan
tersempit diwakili oleh nilai yang besar yaitu "f/22".
Kesimpulannya adalah semakin
kecil nilai aperture maka semakin lebar bukaan pada lensa, begitupula
sebaliknya. Agar mudah Anda pahami, silahkan perhatikan gambar aperture
lensa di bawah ini:
Rumus F-Stop Aperture
Sederhananya bahwa f-stop itu adalah
tingkatan nilai aperture. F-stop dikenal juga dengan istilah
"f-number" dan ini juga menjadi sebutan lain dari aperture. Meskipun
demikian, istilah "stop" seringkali dilibatkan dalam perhitungan nilai
eksposur termasuk elemen pembentuk eksposur (shutter speed, aperture, ISO).
Perhitungan yang paling mudah dipahami adalah perhitungan ISO, yang mana setiap
tingkatan nilai ISO merupakan hasil perkalian dua (...x2) dari nilai sebelumnya
yaitu ISO 100, 200, 400, 800, dst.
Namun berbeda dengan aperture yang
menggunakan beberapa metode perhitungan yang berbeda-beda dan tak satupun dari
metode tersebut sama dengan rumus stop pada ISO. Perhitungan f-stop paling
dasar yang dikenal dengan "full f-stop" menggunakan rumus berikut:
(Nilai aperture
sebelumnya) √ 2 = (Nilai aperture selanjutnya)
Jadi misalnya lensa Anda memiliki
aperture f/3 maka cara mengetahui nilai aperture selanjutnya
yaitu: 3 √ 2 = 4.24 (dibulatkan menjadi 4.2).
Begitupula perhitungan untuk mendapatkan nilai di atas 4.2. Paham? Dengan rumus
di atas Anda bisa menghitung sendiri kelipatan nilai aperture pada lensa Anda
menggunakan kalkulator ilmiah dan beberapa smartphone
menyediakan aplikasi kalkulator tersebut. Berikut contoh urutan nilai aperture
dengan dua metode perhitungan berbeda:
Cara Menggunakan
Aperture
Sama halnya seperti
shutter speed (baca di sini) bahwa aperture bisa diatur
sesuka Anda hanya pada mode manual exposure (M) atau aperture
priority, dan Anda tidak bisa mengaturnya pada mode auto atau program
(P). Pada kamera Canon, shutter priority ditulis dalam simbol (Av),
sedangkan pada Nikon dan kebanyakan kamera lainnya ditulis dalam simbol (A).
Jadi, langkah awal silahkan masuk ke mode manual (M) atau Av (Canon) atau A
(Nikon). Coba Anda perhatikan gambar di bawah ini:
Setelah itu pada monitor LCD silahkan
pilih menu aperture (lihat yang saya lingkari) lalu ganti nilainya sesuai yang
Anda butuhkan. Perhatikan gambar di bawah ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar