Kamera digital SLR atau yang biasa disebut dengan DSLR
membutuhkan 3 unsur untuk menciptakan sebuah gambar yang bagus yakni sebagai berikut:
- Aperture atau Diafragma
- ISO atau ASA
- Speed atau Kecepatan
Perpaduan dari ketiga unsur diatas yang akan
menjadikan sebuah gambar menjadi bagus. Tentunya dibutuhkan kombinasi yang
benar, sehingga kita dapat menciptakan sebuah foto yang sempurna. begitupula
sebaliknya, jika kombinasinya kurang tepat, maka kita tidak akan mencapai exposure
atau pencahayaan yang benar. Yuk kita simak lebih lanjut mengenai ketiga hal diatas
lebih dalam lagi, supaya bisa lebih mengetahui bagaimana cara pengerjaan sebuah
kamera digital:
1. Aperture atau Diafragma
Aperture atau diafragma merupakan “bukaan” dari lensa kamera.
Bukaan ini diukur dengan istilah “f stop”, misalnya “f1.2, f2.0, f8.0, f11, dan
lain-lain. Semakin kecil nomor f-stop, maka gambar yang dihasilkan akan menjadi
lebih terang, “depth of field” atau ruang fokus juga akan menyempit, bukaan juga
akan menjadi lebih besar, selain itu lebih banyak cahaya yang dibolehkan untuk masuk
ke sensor.
Setiap lensa mempunyai f-stop yang berbeda-beda. Contohnya
lensa 50mm f1.8 berarti lensa 50mm itu memiliki diafragma f1.8 di bukaan yang
terbesar. Lensa zoom seperti 18-55mm f3.5-5.6 berarti memiliki bukaan terbesar
di f3.5 ketika menggunakannya di 18mm, dan memiliki bukaan terbesar f5.6 pada
saat di zoom pada 55mm.
Diafragma atau bukaan yang besar akan mengijinkan
cahaya yang masuk ke dalam kamera jadi lebih banyak untuk direkam oleh sensor.
Tidak itu saja, ruang fokus juga akan ikut berpengaruh atau Depth of field yang
bagus untuk digunakan pemotretan model yaitu yang sempit, supaya fokus ke modelnya
dan background nya menjadi blur. Maka dari itu, menggunakan bukaan yang besar ketika
foto model atau di mana ketika menginginkan memisahkan sebuah objek dari latar
nya. Untuk mnghasilkan foto landscape atau pemandangan, biasanya fotografer
ingin menangkap seluruh komposisinya dengan tajam, maka yang digunakan f-stop
yang kecil yaitu f8.0 atau f20 pada kamera.
2. ISO
ISO merupakan sensitifitas dari sensor kamera pada
cahaya. Sensor ini berguna untuk merekam cahaya serta menjadikannya sebuah
gambar. Cahaya yang ada di sekeliling kita mempunya intensifitas yang
berbeda-beda, jadi untuk menangkap sebuah foto di cahaya yang sangat terang maka
membutuhkan ISO yang berbeda begitupula dengan ketika kita berfoto di dalam
suatu ruangan yang gelap.
Ketika masa klise, setiap roll film sudah mempunyai
ISO yang ditentukan. Contohnya kita akan melakukan photoshoot di luar ruangan
pada saat siang hari, biasanya kita akan memasang roll film yang ber ISO 100. Ketika
kita berencana untuk melalukan foto di dalam ruangan, maka akan disarankan
untuk membeli roll film yang ber ISO 400.
Namun di dunia digital, fotografi menjadi lebih mudah,
karena dengan adanya kamera digital seorang fotografer sekarang bisa mengubah
ISO atau sensitifitas dari sensor nya hanya dengan cara menekan sebuah tombol
saja.
Kamera digital dizaman sekarang mempunyai range ISO
mulai dari 50-25.600, bahkan teknologi terakhir bisa ber-ISO yang lebih tinggi
lagi, yang sangat membantu untuk menangkap gambar pada kondisi cahaya yang
sangat minimal. Namun wajarnya, yang digunakan yaitu ISO 100 hingga 1600.
Jika melakukan foto session di luar ruangan pada saat
matahari terik, maka gunakan ISO 100-200. Untuk pemotretan di dalam ruangan
dengan pencahayaan yang cukup, maka gunakan ISO 400 – 800. Dan ketika melalukan
photoshoot pada malam hari atau di ruangan yang gelap, maka gunakan ISO 1600 –
3200. Jangan takut untuk menggunakan ISO yang tinggi, karena kamera digital
sekarang sudah sangat canggih serta bisa mengantisipasi noise yang berlebihan.
3. Speed atau Kecepatan
Speed dalam kamera maerupakan kecepatan shutter kamera
untuk mengexpose cahaya yang masuk ke dalam sensor kamera. Speed ini diukur dalam
hitungan detik, contohya 30″ pada kamera maka berarti 30 detik. Untuk speed
yang lebih cepat di kamera maka akan tertulis 125, yaitu memiliki arti 1/125
detik atau 0.008 detik. Kemampuan untuk kamera digital sekarang biasanya dapat
menjangkau 1/8000 detik, yang sering digunakan untuk memotret sebuah action contohnya
permainan pada bidang olah raga.
Semakin lambat kecepatan, maka akan semakin banyak
cahaya yang terekam oleh sensor kamera selain itu gambar akan menjadi semakin
terang. Namun biasanya tangan kita hanya mampu memengang kamera tanpa shake
pada speed 1/60 – 1/200, jadi ketika memotret tanpa menggunakan tripod, usahakan
supaya kecepatan berada di 1/60 – 1/200. Namun jika ingin merekam action atau
gerakan yang cukup cepat, contohnya seseorang yang menendang bola, maka gunakan
speed di atas 1/200.
Dengan perpaduan aperture, ISO dan speed yang bagus
maka kita dapat menghasilkan foto yang sempurna. Janganlah takut untuk
bereksperimen dalam memadukan ketiga unsur diatas, karena dari masing-masing
mempunyai dampak yang berbeda-beda, sehingga bisa menjadikan pengalaman
fotografi lebih berkesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar